CERITA MAN, MIN, MUN
Episode 5 *BALITA BERMAIN SEX TOY*
Pada sore hari,
sebelum berangkat mengaji Man dan Min mampir kerumah Mun terlebih dahulu.
Mereka berencana berangkat bersama.
Man : “Min, itu
rumah si Mun. Ayo kita mampir dulu”.
Min : “Iya, Man.
Ayo kita mampir”.
Man :
“Assalamu’alaikum, Mun”.
Mun : “Wa’alaikum
salam. Kalian sudah sampai. Ayo kita berangkat bersama”.
Min : “Ayo, Mun”.
Man :
“Berangkat....”.
Min : “Mun, sex
toy itu apa?”.
Mun : “Kenapa kamu
tiba-tiba menanyakan itu, Min?”.
Min : “Saya
penasaran dengan istilah itu, Mun”.
Mun : “Sex toy
itu istilah bahasa Inggris, kalau dalam bahasa Indonesia biasa disebut mainan
yang
digunakan sebagai alat bantu
seks”.
Man : “Apa? Jadi
kamu suka bermain sex toy, Min?”.
Min : “Kamu ini
apa-apaan to, Man. Saya bertanya begini karena tadi sebelum saya berangkat
mengaji saya
lihat TV. Disana menceritakan tentang viralnya video anak balita yang sedang
bermain sex toy dan KPAI sangat menyayangkan kejadian ini. Terlebih lagi
ada dugaan bahwa yang meng-upload video tersebut orang tua sang balita
dan video ini sudah ditonton sebanyak 1,855 orang lho”.
Man : “Saya kira
kamu bermain, Man. Benar-benar gila tu orang tua”.
Mun : “Kamu jangan
bicara kasar begitu, Man. Itu tidak baik”.
Min : “Iya, Man.
Jangan begitu kamu”.
Man : “Maaf ya
temans, soalnya saya miris dengernya”.
Mun : “Kejadian
semacam ini sangat membahayakan generasi bangsa. Jika pada usia balita anak
sudah dikenalkan
dengan alat-alat seks maka dikhawatirkan nanti ketika sudah beranjak dewasa
anak ini akan memiliki pemikiran bahwa free sex merupakan suatu kegiatan
yang lumrah dilakukan”.
Man :
“Waduh...Bahaya ini!”.
Min : “Itu orang
tua gimana ya jalan fikirannya? Sudah tahu anak bermain dengan mainan yang
tidak pantas malah di video di-upload
lagi, bukannya malah diminta atau gimana”.
Mun : “Kita tidak
boleh menyalahkan orang tua sepenuhnya, karena masih ada kemungkinan orang
tua tidak
memahami fungsi alat tersebut. Tetapi yang perlu kita perhatikan bahwa, saat
kita mengunaan media sosial harus secara bijaksana. Jangan sampai media sosial
membuat kita hancur”.
Min : “Lalu
bagaimana cara meminimalisir kejadian ini agar tidak terulang kembali”.
Mun : “Inilah
pentingnya konseling pra nikah bagi calon pengantin. Dalam konseling tersebut
calon
pengantin akan
mendapatkan pengetahuan seputar kondisi psikologis dan psikis dari pasangannya,
sehingga ketika ada hal-hal yang kurang dipahami bisa belajar bersama-sama
untuk membina keluarga yang sehat”.
Man : “Selain itu,
Mun?”.
Mun : “Orang tua
harus memahami tahapan-tahapan perkembangan psikologis anak, agar mainan
yang diberikan
kepada anak mampu meningkatkan kecerdasan anak. Ditambah lagi, jika ada hal-hal
yang kurang dipahami orang tua, maka jangan pernah malu bertanya dan rajin
membaca”.
Min : “ Meskipun
pembicaraan kita sedikit tau, tetapi ini sangat penting diketahui oleh
orang dewasa ya, Mun?”.
Mun : “Iya, Min.
Ini adalah sedikit ilmu yang saya tahu. Siapa tau berguna bagi kalian”.
Man : “Ini penting
sekali, Mun”.
Tanpa disadari Man, Min, Mun sudah tiba di
halaman madrasah tempat mereka mengaji. Akhirnya mereka melanjutkan mengaji.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar